Senam Sehat, Konsultasi Kesehatan Gratis, dan Lomba Membuat EsKrim

Kamis, 29 Juli 2010

Minggu, 23 Mei 2010, Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya bersama-sama dengan mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya melakukan banyak kegiatan sosial di lapangan Rektorat Universitas Brawijaya, kegiatan-kegiatan tersebut di antaranya adalah senam bersama, pembagian susu segar gratis bagi yang ikut senam, konsultasi kesehatan gratis, donor darah gratis.. hehe ya iyalah masa’ donor darah aja harus bayar, kalo seperti itu siapa yang mau mendonorkan darahnya``, serta lomba buat eskrim khusus dari staf EM sendiri. Untuk kegiatan senam bersama di kordinatori secara langsung oleh EM sendiri, kegiatan tersebut dilakukan di tengah-tengah lapangan rektorat dengan menggunakan beberapa speaker sebagai musik senam, karena pada saat itu juga hari minggu, kebetulan banyak mahasiswa maupun orang-orang luar yang berolahraga disekitaran lapangan rektorat, jadi tidak hanya dari mahasiswa dan anggota EM sendiri yang senam tetapi juga orang-orang luar itu ikut berpartisipasi dalam kegiatan senam pagi itu dengan motivasi mendapatkan susu segar gratis. Senam yang dilakukan pagi itu berlangsung selama sekitar 30 menit, dan ternyata cukup banyak juga peserta luar yang berpartisipasi, malahan lebih banyak orang-orang luar sendiri sehingga panitia yang membagikan tiket susu gratis pun sampai kewalahan membagikan tiket kepada peserta senam, tapi untung saja susu yang tersedia lebih banyak dari peserta yang ada, apa jadinya kalau pesertanya yang lebih banyak dari susu yang tersedia, betapa malunya barangkali panitia ya,, hehe.
Setelah kegiatan senam berlangsung, peserta senam langsung dibagikan susu yang stannya berada di depan perpustakaan pusat UB, sekaligus pula disana tempat stan untuk konsultasi kesehatan gratis dan donor darah yang di motori oleh para mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Brawijaya, terlihat bahwa banyak sekali peserta yang antusias mengikuti program konsultasi kesehatan gratis karena disana mereka dapat bertanya seputar kesehatan mereka dan informasi-informasi mengenai tips gaya hidup sehat ala remaja dan dewasa, bagi yang bersedia memberikan darahnya atau mendonorkan darahnya, mahasiswa fakultas kedokteran yang sudah bekerja sama dengan rumah sakit terdekat juga memberikan stan khusus yakni di bagian barat gedung perpustakaan pusat, tepatnya di dalam ruangan yang dimana disana telah disediakan tempat pembaringan bagi yang mau mendonorkan darahnya, untuk mendonorkan darah peserta harus di periksa kesehatannya terlebih dahulu untuk mengetahui apakah ada penyakit atau virus yang terbawa pada darahnya, agar darah yang akan di donorkan tetap steril. Dan bagi peserta yang telah bersedia maka akan di berikan makan gratis dan susu hangat gratis untuk memulihkan kondisi badannya yang lemas akibat darah yang telah ia sumbangkan.
Pada waktu yang bersamaan dengan kegiatan konsultasi kesehatan dan donor darah yang di motori mahasiswa fakultas kedokteran di perpustakaan pusat, para staf dan pengurus eksekutif mahasiswa juga melakukan kegiatan di barat gedung Cafetaria UB, disana mereka menyediakan beberapa meja untuk melakukan perlombaan membuat eskrim, untuk kegiatan yang satu ini khusus pesertanya adalah dari kalangan eksekutif mahasiswa sendiri, dan kelompok dalam perlombaan kali ini di bagi menurut departemen yang di ikutinya di EM sendiri. Kegiatan lomba membuat eskrim diwarnai dengan kecerian dari para staf dan pengurus yang ikut membuat eskrim, masing-masing departemen tidak mau kalah dalam hal berkreasi dan membuat keunikan dari eskrim yang dibuatnya, dengan citarasa mereka sendiri akhirnya selesailah acara ramai tersebut, dan alhamdulillah departemen saya sendiri yakni RISTEK mendapat juara kedua, karena memang eskrim yang kami buat benar-benar lezat dan cantik, namun sayang saya tidak dapat merasakannya sedikitpun di karenakan saat itu para staf dan pengurus EM lagi lapar-lapar, jadinya tidak kebagian.

Read More

Pelatihan Teknologi RISTEK EM

Sabtu, 16 April 2010 RISTEK EM Universitas Brawijaya melakukan pelatihan teknologi umum yang bertempat di gedung Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Brawijaya, kegiatan tersebut di motori oleh divisi teknologi RISTEK, teknologi yang diperkenalkan saat pelatihan tersebut adalah memperkenalkan roket air dan mobil gokart buatan mahasiswa fakultas teknik mesin Universitas Brawijaya, teknologi-teknologi yang diperkenalkan tersebut tidaklah sembarang alat biasa, namun alat-alat yang mereka ciptakan itu adalah alat-alat atau teknologi yang telah meraih banyak gelar juara dalam perlombaan-perlombaan. Hal pertama yang diperkenalkan yaitu roket air, dimana sesuai dengan namanya roket tersebut berkaitan dengan air, dalam kata lain fungsinya sangat berhubungan dengan air.
Roket air yang sejak tahun 2002 lalu diperkenalkan oleh para alumnus mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya itu sudah jauh berkembang ketimbang saat pembentukan awalnya, ini dikarenakan kreatifitas mahasiswa sendiri yang mengembangkan lebih jauh akan kesempurnaan alat tersebut hingga Universitas-universitas lain di seluruh indonesia namun khususnya lingkungan sekitar jawa. Hingga saat ini roket air menjadi sebuah teknologi yang terkenal sehingga sering dijadikan ajang perlombaan para mahasiswa-mahasiswa kreatif yang gemar dengan roket air ini.
Cara kerja roket air ini adalah dengan memanfaatkan tekanan udara yang ada dalam air yang dimasukkan melalui selang-selang di dalam roket yang telah di kondisikan, lalu air yang ada di dalam tabung ledakan roket diberi udara hingga air yang ada di dalam tabung mengalami gejala fisika hidrostatik yang membuat udara dan air bertekanan tinggi, sehingga tinggal menunggu beberapa detik sebelum katup selang dibuka maka barulah terjadi ledakan didalam tabung roket yang menyebabkan roket terhempas ke atas sejauh tekanan yang dihasilkan.
Kini roket air tidak hanya sebatas permainan roket yang diperlombakan saja, namun sudah jauh berkembang untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat khususnya petani yang ingin melakukan penyemaian pupuk secara otomatis tanpa secara manual, karena kini telah banyak dikembangkan oleh mahasiswa sendiri roket yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian dan lain sebagainya.
Teknologi lainnya yang diperkenalkan adalah mesin balap Gokart buatan mahasiswa fakultas teknik mesin, mereka membuat mobil balap tersebut dengan kreatifitas mereka sendiri, dilandaskan dengan ilmu yang mereka miliki atas perkuliahan yang sudah mereka jalani maka pada akhirnya mereka berhasil membuat sebuah mobil balap gokart dari awal kerangka hingga berbentuk sempurna, itulah hasil yang paling dibanggakan anak-anak teknik adalah karena dapat membuat sebuah mobil gokart dengan peralatan sederhana dan biaya murah-meriah dengan bahan bakar ramah lingkungan. Dari mesin yang digunakan sendiri adalah sebuah aki, dimana dalam pengisian bahan bakarnya hanya dengan memberikannya tegangan listrik selama beberapa jam, dan mobil balap gokart siap untuk dipakai berkeliling selama 4 hingga 5 jam nonstop, selain itu mobil ini tidak memiliki alat buangan alias knalpot sehingga tidak menimbulkan efek polusi udara karena mesin penggeraknya sendiri bergerak selayaknya mobil-mobil Tamiya kecil yang menggunakan dinamo dan bergerak berdasar tenaga baterai, dalam kata lain mobil gokart ini adalah mobil Tamiya namun dengan ukuran dan kapasitas tenaga yang jauh lebih besar.
Meskipun banyak kelebihan dari mobil gokart itu sendiri, namun tetap saja ada sisi lemahnya atau kekurangannya, diantara kelemahan mobil gokart tersebut adalah kecepatan maksimum yang dihasilkan adalah 40 km/jam, karena mobil gokart tersebut hanya bisa dibebani dengan tenaga satu buah aki kendaraan bermotor sehingga putaran dari kincir untuk menggerakkan roda jadi lebih sedikit sulit, tetapi seandainya dapat bisa dibuat agar mobil tersebut menahan beban 2 aki kendaraan bermotor kemungkinan kecepatan mobil tersebut akan semakin besar.
Mobil gokart tersebut juga pernah diperlombakan di ajang pameran teknologi kendaraan ramah lingkungan di jogjakarta dan berhasil meraih juara 2 dikarenakan bahan dan biaya produksi dari kendaraan tersebut yang tergolong murah ketimbang gokart-gokart dari universitas lain.
Ketua kordinator pembuat mobil gokart dari fakultas teknik mesin ini pernah melakukan usulan kepada pihak rektorat untuk mensukseskan kendaraan ramah lingkungan di Universitas Brawijaya, usulan mereka adalah agar kendaraan-kendaraan lain di ganti dengan mobil gokart secara khusus di lingkungan kampus, namun sayangnya pihak rektorat masih belum bisa menerima alasan mereka untuk mensukseskan kendaraan tersebut mengingat biaya dan efektifitasannya dalam keseharian.
Kegiatan pelatihan teknologi RISTEK tidak diwarnai dengan hanya kedua teknologi di atas, namun berbagai teknologi secara umum dijelaskan oleh para pemateri yang telah mengetahui secara jelas tentang alat-alat teknologi tersebut, dan kegiatan ini adalah merupakan sebuah sharing pengetahuan akan teknologi-teknologi yang tengah berkembang di lingkungan kita sekarang ini agar kita tidak menjadi mahasiswa-mahasiswa yang gaptek, namun perlu dan harus tahu akan teknologi yang sudah berkembang ini, dan khususnya teknologi-teknologi karya teman-teman kita di Universitas Brawijaya.
Penutup kegiatan pelatihan teknologi RISTEK ini diceriakan dengan diberikannya para peserta pelatihan yang datang untuk dapat mencoba kendaraan gokart buatan mahasiswa fakultas teknik mesin tersebut, peserta dipersilahkan mencoba menggunakannya berkeliling di depan fakultas MIPA hingga merasa bosan, dan tidak sedikit para peserta yang penasaran untuk mencobanya,, anehnya bukan peserta laki-laki yang begitu penasaran melainkan para peserta wanita yang sudah tidak tahan untuk mencoba kendaraan tersebut, sehingga kebanyakan yang mencobanya hanya peserta wanita.

Read More

Apakah Do'a bisa merubah Ketentuan??

Senin, 26 Juli 2010

Pertanyaan.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin ditanya : "Apakah do'a berpengaruh merubah apa yang telah tertulis untuk manusia sebelum kejadian?"

Jawaban.

Tidak diragukan lagi bahwa do'a berpengaruh dalam merubah apa yang telah tertulis. Akan tetapi perubahan itupun sudah digariskan melalui do'a. Janganlah anda menyangka bila anda berdo'a, berarti meminta sesuatu yang belum tertulis, bahkan do'a anda telah tertulis dan apa yang terjadi karenanya juga tertulis. Oleh karena itu, kita menemukan seseorang yang mendo'akan orang sakit, kemudian sembuh, juga kisah kelompok sahabat yang diutus nabi singgah bertamu kepada suatu kaum. Akan tetapi kaum tersebut tidak mau menjamu mereka. Kemudian Allah mentakdirkan seekor ular menggigit tuan mereka. Lalu mereka mencari orang yang bisa membaca do'a kepadanya (supaya sembuh). Kemudian para sahabat mengajukan persyaratan upah tertentu untuk hal tersebut. Kemudian mereka (kaum) memberikan sepotong kambing. Maka berangkatlah seorang dari sahabat untuk membacakan Al-Fatihah untuknya. Maka hilanglah racun tersebut seperti onta terlepas dari teralinya. Maka bacaan do'a tersebut berpengaruh menyembuhkan orang yang sakit.


Dengan demikian, do'a mempunyai pengaruh, namun tidak merubah Qadar. Akan tetapi kesembuhan tersebut telah tertulis dengan lantaran do'a yang juga telah tertulis. Segala sesuatu terjadi karena Qadar Allah, begitu juga segala sebab mempunyai pengaruh terhadap musabab-nya dengan izin Allah. Maka semua sebab telah tertulis dan semua musabab juga telah tertulis.

Read More

Mengubah dengan Kekuatan Tauladan

Selasa, 20 Juli 2010

Mudah-Mudahan kita semua tidak menjadi contoh keburukan bagi orang lain. Mudah-mudahan anak-anak kita tidak mencontoh perilaku buruk yang pernah khilaf kita, para orang tuanya lakukan. Dan mudah-mudahan pula anggota lingkungan masyarakat kita tidak menjadikan kita sebagai salah satu figur keburukan, akibat perilaku buruk yang kita lakukan.
Alangkah ruginya dalam hidup yang cuma sekali-kalinya ini dan orang lain meniru keburukan kita, naudxubillah. Ingatlah bahwa jika kita berperilaku buruk dan tidak bermoral, maka ketika orang berbicara, akan berbicara tentang keburukan kita. Apalagi jika orang lain mencontoh perilaku buruk itu, berarti kita juga akan memikul dosanya.
Namun seandainya justru orang atau masyarakat di sekitar kita yang berperilaku kurang baik, maka sudah sewajarnya bila kita menekadkan diri untuk mengubahnya menuju arah kebaikan. Lalu, bagaimana cara mengubah orang menjadi lebih baik secara efektif ?

Salah satu caranya adalah dengan kekuatan suri tauladan atau menjadi contoh terlebih dahulu. Jika ingin mengubah orang lain, maka pertanyaan pertama yang harus dilakukan adalah sudah pantaskah kita menjadi contoh kebaikan akhlak bagi orang lain? Sudahkah kita menjadi suri tauladan bagi apa yang kita inginkan ada pada diri orang lain itu?


Rasulullah SAW gemilang menyeru ummat ke jalan-Nya, mengubah karakter ummat dari zaman kegelapan menuju jalan penuh cahaya yang ditempuh hampir 23 tahun. Salah satu pilar strategi keberhasilannya adalah karena Rasul memiliki kekuatan suri tauladan yang sungguh luar biasa. Yakinlah bahwa cara paling gampang mengubah orang lain sesuai keinginan kita adalah dengan cara menjadikan diri kita sebagai media atau contoh yang layak ditiru.
Karenanya, jangan bercita-cita memiliki anak yang santun, lembut, kalau kesantunan dan kelembutan itu tidak ada dalam diri orang tuanya. Jangan bercita-cita punya anak yang tahu etika, kalau cara mendidik yang dilakukan orang tuanya tidak menggunakan etika. Sangat mustahil akan terwujud ketika para pimpinan ingin anggotanya berdisiplin, padahal disiplin itu bukan bagian dari diri pimpinannya. Contoh sederhana, mengapa P4 gagal menjadi pedoman hidup yang jadi acuan bangsa Indonesia ? Karena tidak ada contoh tauladannya. Siapa sekarang pemimpin bangsa ini yang paling Pancasilais ? Susah mencarinya. Seumpama mata air di pegunungan yang sudah keruh tercemar. Kalau dari sumbernya sudah keruh, walau yang di bawah di bening-beningkan juga tidak akan bisa. Di hilir menjadi keruh karena di hulunya juga keruh.
Orang tua ingin anak-anaknya tidak merokok padahal ternyata orang tuanya perokok berat, bagaimana mungkin ? Para guru ingin murid-muridnya tidak mengganja, padahal ganja itu awalnya dari rokok, dan ternyata para guru merokok di depan murid-muridnya. Jangan-jangan kita yang menjerumuskan mereka ?
Di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta ada sebuah contoh menarik tentang mengapa anak-anak menjadi seorang perokok atau pengganja. Di salah satu dindingnya tergantung sebuah potret seorang ibu yang sedang menimang-nimang bayinya, dan ternyata si ibu ini melakukannya sambil merokok. Tidak bisa tidak. Perilaku si Ibu ini merupakan contoh bagi si bayi yang ada dipangkuannya.


AH, sahabat. Sayang sekali kita terlalu banyak menuntut pada orang lain, padahal sebenarnya yang paling layak kita tuntut adalah diri kita sendiri. Para guru bertanggung jawab kalau para murid akhlaknya menjadi jelek. Karena mungkin akhlak Pak Gurunya dan Akhlak BU Gurunya kurang baik. Lihat moral para mahasiswa yang bejat, kumpul kebo, mengganja, dan sebagainya. Tidak usah heran, lihatlah akhlak para dosennya, moral para dosennya yang mungkin tidak jauh berbeda. Santri di pondok-pondok jadi turun ibadahnya, jelek akhlaknya, jarang tahajutnya, lihat saja akhlak para ustadnya. Di kantor karyawan sering datang terlambat, kinerjanya tidak optimal, kasus kehilangan meningkat, lihat saja akhlak pimpinannya. Pimpinan mencuri, karyawan pun akan mencontohnya dengan mencuri pula.
Oleh karena itu, pertanyaan yang harus selalu kita lakukan adalah sudahkah diri kita ini menjadi contoh kebaikan atau belum ? Omong kosong kita bicara masalah disiplin atau masalah aturan, kalau ternyata kita sendiri belum membiasakan diri untuk berdisiplin atau taat aturan. Sehebat apapun kata-kata yang terlontar dari mulut ini, perilaku yang terpancar dari pribadi kita justru akan jauh berpengaruh lebih dahsyat daripada kata-kata.
Bersiap-siaplah untuk menderita bagi seorang ayah yang tidak bisa menjadi contoh kebaikan bagi anak-anaknya. Bersiaplah untuk memikul kepahitan bagi seorang ayah yang tidak dapat menjadi suri tauladan bagi keluarga dan keturunannya. Bersiap-siaplah untuk menghadapi perusahaan yang ruwet dan rumit kalau seorang atasan tidak menjadi contoh bagi karyawannya. Bersiaplah menghadapi kepusingan jikalau seorang pimpinan tidak menjadi contoh bagi yang dipimpinnya.


Ingat, jangan mimpi mengubah orang lain sebelum diawali dengan mengubah diri sendiri. Allah SWT, dengan tegas menyatakan kemurkaannya bagi orang yang menyuruh berperilaku apa-apa yang sebenarnya tidak ia lakukan.
"Sungguh besar kemurkaan di sisi ALLAH bagi orang yang berkata-kata apa-apa yang tidak diperbuatnya" (QS Ash Shaaf 21 : 3).
Bukan tidak boleh berkata-kata, tapi kemuliaan akhlak pribadi akan jauh lebih memperjelas kata-kata kita.
Dan menjadi contoh juga tidak akan efektif kecuali contoh itu penuh keikhlasan. Karena ada pula yang memberi contoh tapi riya, ingin dipuji, ingin dinilai orang lain hebat, ingin dihormati, dan ingin dihargai. Kalau tujuannya seperti ini, tidak akan berarti apa-apa. Hati hanya bisa disentuh oleh hati lagi. Contoh yang tidak ikhlas tidak akan dicontoh oleh orang lain. Contoh yang karena pujian, over acting tidak akan masuk kepada hati orang lain. Contoh haruslah dilakukan dengan ikhlas. Jangan berharap atau bahkan berpikir untuk dipuji dan dihormati.
Nah Sahabat. Selalulah tanya pada diri ini contoh apa yang akan kita tunjukkan dalam hidup yang sekali-kalinya ini. Apakah contoh tauladan kebaikan ? Ataukah malah sebaliknya contoh tauladan keburukan ? Naudzhubillah.
Apakah contoh pribadi yang matang ataukah malah pribadi yang kekanak-kanakan? Karenanya menjadi suatu keharusan bagi seorang ayah, seorang ibu, seorang pemimpin, dan bagi siapa pun untuk memberikan contoh terbaik dari dirinya. Hidup cuma sekali dan belum tentu panjang umur. Akan menjadi suatu yang sangat indah jikalau kenangan dan warisan terbesar bagi keluarga dan lingkungan sekitar adalah terpancarnya cahaya pribadi kita yang layak di tauladani oleh siapa pun. Semuanya tiada lain adalah buah dari mulianya akhlak.

dikutip dari tausiyah K.H. Abdullah Gymnastiar
Ketua Ponpes Daarut-Tauhiid - Bandung
Bandung, 29 Oktober 1999

Read More

Sebaik-Baik Manusia

Senin, 12 Juli 2010

Ternyata, derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana dirinya punya nilai mamfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Khairunnas anfa’uhum linnas", "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak mamfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini seakan-akan mengatakan bahwa jikalau ingin mengukur sejauh mana derajat kemuliaan akhlak kita, maka ukurlah sejauh mana nilai mamfaat diri ini? Istilah Emha Ainun Nadjib-nya, tanyakanlah pada diri ini apakah kita ini manusia wajib, sunat, mubah, makruh, atau malah manusia haram?

Apa itu manusia wajib? Manusia wajib ditandai jikalau keberadannya sangat dirindukan, sangat bermamfat, perilakunya membuat hati orang di sekitarnya tercuri. Tanda-tanda yang nampak dari seorang manusia wajib, diantaranya dia seorang pemalu, jarang mengganggu orang lain sehingga orang lain merasa aman darinya. Perilaku kesehariannya lebih banyak kebaikannya. Ucapannya senantiasa terpelihara, ia hemat betul kata-katanya, sehingga lebih banyak berbuat daripada berbicara. Sedikit kesalahannya, tidak suka mencampuri yang bukan urusannya, dan sangat nikmat kalau berbuat kebaikan. Hari-harinya tidak lepas dari menjaga silaturahmi, sikapnya penuh wibawa, penyabar, selalu berterima kasih, penyantun, lemah lembut, bisa menahan dan mengendalikan diri, serta penuh kasih sayang.

Bukan kebiasaan bagi yang akhlaknya baik itu perilaku melaknat, memaki-maki, memfitnah, menggunjing, bersikap tergesa-gesa, dengki, bakhil, ataupun menghasut. Justru ia selalu berwajah cerah, ramah tamah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan marahnya pun karena Allah SWT, subhanallaah, demikian indah hidupnya.

Karenanya, siapapun di dekatnya pastilah akan tercuri hatinya. Kata-katanya akan senantiasa terngiang-ngiang. Keramahannya pun benar-benar menjadi penyejuk bagi hati yang sedang membara. Jikalau saja orang yang berakhlak mulia ini tidak ada, maka siapapun akan merasa kehilangan, akan terasa ada sesuatu yang kosong di rongga qolbu ini. Orang yang wajib, adanya pasti penuh mamfaat. Begitulah kurang lebih perwujudan akhlak yang baik, dan ternyata ia hanya akan lahir dari semburat kepribadian yang baik pula.

Orang yang sunah, keberadaannya bermamfaat, tetapi kalau pun tidak ada tidak tercuri hati kita. Tidak ada rongga kosong akibat rasa kehilangan. Hal ini terjadi mungkin karena kedalaman dan ketulusan amalnya belum dari lubuk hati yang paling dalam. Karena hati akan tersentuh oleh hati lagi. Seperti halnya kalau kita berjumpa dengan orang yang berhati tulus, perilakunya benar-benar akan meresap masuk ke rongga qolbu siapapun.

Orang yang mubah, ada tidak adanya tidak berpengaruh. Di kantor kerja atau bolos sama saja. Seorang pemuda yang ketika ada di rumah keadaan menjadi berantakan, dan kalau tidak adapun tetap berantakan. Inilah pemuda yang mubah. Ada dan tiadanya tidak membawa mamfaat, tidak juga membawa mudharat.

Adapun orang yang makruh, keberadannya justru membawa mudharat. Kalau dia tidak ada, tidak berpengaruh. Artinya kalau dia datang ke suatu tempat maka orang merasa bosan atau tidak senang. Misalnya, ada seorang ayah sebelum pulang dari kantor suasana rumah sangat tenang, tetapi ketika klakson dibunyikan tanda sang ayah sudah datang, anak-anak malah lari ke tetangga, ibu cemas, dan pembantu pun sangat gelisah. Inilah seorang ayah yang keberadaannya menimbulkan masalah.

Lain lagi dengan orang bertipe haram, keberadaannya malah dianggap menjadi musibah, sedangkan ketiadaannya justru disyukuri. Jika dia pergi ke kantor, perlengkapan kantor pada hilang, maka ketika orang ini dipecat semua karyawan yang ada malah mensyukurinya.

Masya Allah, tidak ada salahnya kita merenung sejenak, tanyakan pada diri ini apakah kita ini anak yang menguntungkan orang tua atau hanya jadi benalu saja? Masyarakat merasa mendapat mamfaat tidak dengan kehadiran kita? Adanya kita di masyarakat sebagai manusia apa, wajib, sunah, mubah, makruh, atau haram? Kenapa tiap kita masuk ruangan teman-teman malah pada menjauhi, apakah karena perilaku sombong kita?

Kepada ibu-ibu, hendaknya tanyakan pada diri masing-masing, apakah anak-anak kita sudah merasa bangga punya ibu seperti kita? Punya mamfaat tidak kita ini? Bagi ayah cobalah mengukur diri, saya ini seorang ayah atau gladiator? Saya ini seorang pejabat atau seorang penjahat? Kepada para mubaligh, harus bertanya, benarkah kita menyampaikan kebenaran atau hanya mencari penghargaan dan popularitas saja?

(Sumber : Tabloid MQ EDISI 01/TH.II/MEI 2001)

Read More
 
Bloggerized by Blogger Template