LSO RISTEK Universitas Brawijaya

Rabu, 29 September 2010

Lembaga Riset dan Teknologi (RISTEK) Universitas Brawijaya, itulah sebutan atas salah satu lembaga otonomi yang berdiri di Universitas Brawijaya melalui naungan organisasi raksasa yaitu Eksekutif Mahasiswa (EM). EM UB sendiri merupakan organisasi pusat yang menaungi seluruh organisasi-organisasi yang ada di Universitas Brawijaya. Pada tiap-tiap fakultas yang ada di Universitas Brawijaya juga memiliki organisasi serupa yang disebut dengan BEM Fakultas alias Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, ini memiliki struktur kinerja yang sama dengan EM namun dalam wadah naungan yang lebih kecil. Sedikit flashback dari saya mengenai lembaga Eksekutif Mahasiswa, dari semenjak SMA saya sendiri sudah bercita-cita untuk menjadi bagian dalam golongan lembaga Eksekutif Mahasiswa, karena dahulunya saya melihat begitu keren dan luar biasanya menjadi seorang aktivis mahasiswa yang memiliki nilai plus dalam berinteraksi sosial dan berkerjasama dengan orang banyak, karena kebetulan saat di SMA dulu ada beberapa Eksekutif Mahasiswa yang melakukan kegiatan kunjungan, di saat itulah saya pertama kali mengenal yang namanya lembaga Eksekutif Mahasiswa dan sejak saat itu pula saya menorehkan harapan untuk menjadi seorang aktivis organisasi sekualitas Eksekutif Mahasiswa. Setelah memendam harapan tersebut, kini tibalah peluang saya untuk menjadi bagian dalam lembaga EM tersebut dan alhamdulillah kini tercapai namun dengan sedikit latar belakang yang berbeda dari pandangan di SMA, saat di SMA tujuannya masih miring yakni agar terlihat gagah dan keren, namun kini dengan akar dasar utama dakwah dan mencari pengalaman. Saya pribadi tahu bahwa banyak resiko menjadi seorang aktivis lembaga atau organisasi, namun saya justru lebih tahu manfaat dan faedah yang akan saya dapatkan dari mengikuti lembaga organisasi semacam Eksekutif Mahasiswa ini, saya tidak ingin terlalu panjang memikirkan kerugian-kerugian dan lelahnya menjadi seorang aktivis karena hal itu akan menciutkan nyali untuk mau istiqamah menjalankan sebuah organisasi, yang saya selalu coba usahakan adalah bagaimana berpikiran positif dalam menilai adanya amanah dan tugas yang diberikan kepada kita sebagai seorang aktivis organisasi untuk terus berjuang demi khalayak ramai dan hal itu merupakan sebuah amal ibadah. Saudara saya bahkan pernah melarang saya untuk mengikuti kegiatan lembaga-lembaga semacam EM karena dalam pandangannya bahwa organisasi dan lembaga-lembaga kemahasiswaan hanyalah akan menghambat aktivitas perkuliahan saja, dan hal itu di anggapnya sebagai membuang-buang waktu, pikiran semacam itu bagi saya merupakan hal yang sangat sempit dan egois, dimana mahasiswa hanya dibebankan pada hal-hal yang berkutat dengan mata kuliah dan pelajaran saja tanpa ada suatu kegiatan afektif yang dapat menambah wawasan-pengalaman secara langsung, hal tersebut sangat berbeda dengan parameter pikiran saya dimana kesempatan menjadi mahasiswa seharusnya diseimbangkan atau bahkan lebih di tekankan dalam hal aspek promotor atau aktif berkegiatan, karena 85% yang dibutuhkan dunia kerja adalah orang yang mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik, akan lebih bagus lagi bila di tambah dengan banyaknya pengalaman dan wawasan dalam berinteraksi sosial dengan orang banyak, tidak hanya memfokuskan diri dengan pelajaran semata tetapi juga bagaimana dapat bermanfaat bagi orang lain. Betapa ruginya menjadi mahasiswa yang kerjaannya hanyalah kuliah-kos-warung tanpa adanya kegiatan berorganisasi, dan hal itu tidaklah ada bedanya dengan sekedar kursus, oleh karena itulah mindset dalam otak saya memicu untuk mengikuti organisasi karena hal itu merupakan suatu hal yang baik dan bernilai ibadah disebabkan bermanfaat tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.
Tujuan utama saya bergabung dengan lembaga EM ini hanyalah untuk dapat menyebar dan memperluas dakwah dalam rumpun organisasi raksasa EM Universitas Brawijaya dan mencari pengalaman dan wawasan mengelola sebuah organisasi sekualitas EM. Mengapa saya katakan sebagai sarana menyebar dan memperluas dakwah?, seperti kata-kata orang bijak, “apabila ingin mensterilkan suatu masyarakat, maka sterilkanlah dulu pemerintahannya”, selain itu apabila di sesuaikan dengan sabda Rasulullah SAW yang maksudnya “bila hati seorang manusia bersih maka bersihlah seluruh organ dan panca indra yang ada pada dirinya”, dari dua kalimat di atas kita anggap saja EM adalah pemerintah dan hati yang disebutkan dalam kata bijak dan sabda Rasulullah SAW, untuk itu EM perlu di isi oleh orang-orang yang sudah berniat untuk memperbaiki keadaan moral dan akhlak serta menjaga kemurnian aktifitas seluruh civitas akademika Universitas Brawijaya agar lebih bermanfaat dan mendukung kegiatan-kegiatan dakwah dalam segala bentuk perwujudan yang intinya berupa penegakan syari’at agama islam. Ada pula tujuan kedua saya yakni ingin mendapatkan pengalaman dan wawasan berorganisasi adalah semata-mata untuk meningkatkan kualitas pribadi saya yang saat ini masih jauh dari manusia ideal dalam arti seseorang yang pandai dalam bekerjasama, bersosialisasi dan berinteraksi kepada orang banyak, saya anggap saja EM ini sarana latihan saya untuk bisa menjadi seorang entrepreneurship yang akan mengembangkan kualitas pribadi dalam hal berinteraksi sosial. Selain itu sebagai bukti atas banyaknya motto hidup saya yang sering saya tulis di tiap kali mengisi formulir sebuah lembaga apapun yang saya ikuti, yakni ‘menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak’. Dengan adanya organisasi, hal itu bisa setidaknya membuktikan bahwa motto seperti tertulis di atas tidak hanya pemanis bibir saja namun sungguh-sungguh sebuah motto hidup yang terlaksanakan dan terimplementasikan dalam dunia nyata.
Alasan utama saya memilih departemen RISTEK di EM ini adalah karena saya suka hal-hal yang sifatnya mengkaji (riset) dan informatika (teknologi), kedua hal tersebut sangat menarik minat saya untuk turut berkecimpung melaksanakan berbagai macam kegiatannya. Walaupun pertama kali kenal dengan yang namanya RISTEK saya tidak akan begitu saja bengong berpangku tangan tanpa berbuat dan hanya memperhatikan saja, tetapi saya akan mencoba fokus dan berusaha amanah dalam pelaksanaan kegiatannya, saya akan berusaha lebih mendekatkan diri dan bersahabat lebih jauh dengan departemen RISTEK ini agar nantinya segala hal dan pemahaman mengenai depertemen ini betul-betul saya kenali. Ketidaktahuan akan departemen inilah yang juga membuat saya memilih departemen ini agar tahu, dari modal tidak tahu menjadi tahu berarti kita telah untung dari modal awal, dan akan lebih bahagia lagi apabila keuntungan itu dapat di bagi-bagi pada orang yang membutuhkan dalam artian memberi manfaat atas usaha kita dalam organisasi ini pada orang lain.
Dalam hal ini saya tidak akan berjanji namun saya akan berkomitmen untuk melaksanakan tugas dan amanah sebagai staf departemen RISTEK EM Universitas Brawijaya dengan baik sesuai prosedur dan ketentuan-ketentuan dalam pasal Eksekutif Mahasiswa, dan berusaha membantu melakukan inovasi dalam hal penanganan riset dan teknologi yang sudah ada saat ini menjadi lebih baik dan berkembang. Untuk itu mohon kerjasamanya dari pihak senior untuk bisa menerangkan, menjelaskan dan memberitakan lebih jauh mengenai RISTEK UB saat ini, agar harapanya segala tujuan dari RISTEK UB ini terlaksana dengan baik.

Read More

Pelatihan Riset dan Karya Tulis RISTEK EM

Sabtu 10 April 2010, Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya divisi Riset mengadakan pelatihan kepenulisan kepada para staf baru atau staf magang departemen RISTEK EM, mereka mengadakan pelatihan di gedung FE sejak pukul 07.30 hingga sekitar pukul 13.30. kegiatan tersebut dihadiri oleh hampir seluruh staf RISTEK baru, hal ini barangkali dikarenakan semangat mereka yang masih berkobar dan karena tema pelatihan yang cukup menarik. Kegiatan ini di isi dengan sharing pengalaman para staf baru dalam hal kepenulisan, persentasi para senior atau alumni RISTEK yang telah berpengalaman dalam hal kepenulisan, penyajian cara melakukan kepenulisan yang asyik, menarik dan tidak membosankan, dan salah satu hal yang paling di nantikan para peserta pelatihan adalah pembagian doorprize kepada staf yang 2 pekan sebelumnya telah mengumpulkan essay tentang RISTEK dan saat itulah akan di umumkan essay terbaik yang akan mendapatkan hadiah doorprize.
Pelatihan pagi itu di awali dengan sorakan semangat dari seluruh staf RISTEK yang di motori oleh mas Sugeng ketua divisi HRD, di awali dengan teriakan semangat agar para staf tidak mengantuk saat penjelasan yang nantinya akan disampaikan. Selain itu panitia juga menyuguhkan snack untuk menceriakan peserta untuk antusisas mengikuti pelatihan tersebut.
Adapun saat kegiatan itu, para peserta diminta untuk saling mengenal satu sama lain antar sesama staf baru, agar lebih mengakrabkan diantara mereka dan untuk menciptakan kedekatan dan keselarasan berlangsungnya RISTEK, setelah itu kegiatan yang juga dinanti-nantikan oleh seluruh staf RISTEK baru adalah pemberian doorprize pada essay terbaik, doorprize di bagi menjadi 2, yakni untuk doorprize terbaik putra dan doorprize terbaik putri, dan alhamdulillah untuk essay terbaik putra diraih oleh saya sendiri,, hehe.
Inti pelatihan Riset ini adalah memberikan motivasi dan penjelasan kepada para staf untuk mau menulis, entah dalam hal apapun yang penting membudayakan kegiatan menulis, karena menulis itu sendiri banyak manfaatnya, tapi sebelumnya perlu diberi penekanan bahwa menulis yang dimaksud disini adalah upaya pengembangan pribadi dan kreatifitas dalam memberikan sebuah inovasi baru untuk masyarakat atau suatu karya dimana karya tersebut dapat bermanfaat dan berguna bagi orang lain. Oleh karena itu pelatihan ini menghadirkan para alumni RISTEK yang sebelumnya telah banyak berpengalaman dan pernah berhasil menorehkan prestasi dalam bidang kepenulisan untuk memberi motivasi kepada para staf baru agar berani mencoba untuk menulis hal-hal baru.
Banyak manfaat yang didapatkan atas pelatihan ini, dan point paling pentingnya adalah memicu semangat para peserta staf baru untuk lebih giat lagi berusaha, karena banyak dari peserta yang juga sebelumnya sering mengikuti perlombaan kepenulisan dan bahkan ada pula yang pernah meraih prestasi nasional, dan hal itulah yang menyebabkan banyak dari mereka sangat berantusias mendengar dan menyimak pelajaran dari pelatihan ini agar mendapatkan manfaat dan mampu membuat tulisan-tulisan mereka lebih berkualitas lagi.
“Biasanya setiap orang punya suatu titik putus harapan, maksudnya adalah dimana suatu saat semangat mereka berapi-api namun di tengah-tengah perjalanan api semangat itu padam dikarenakan berbagai hal. Sama seperti itu pula dalam hal kepenulisan, biasanya para penulis amatir atau pemula semangatnya diawal-awal saja, ide untuk menulis sudah seolah di depan mata saja, namun seringkali mereka putus asa dan kemalasan menyelimuti di saat tengah-tengah perjalanan tulisan mereka, sehingga pada akhirnya mereka menghentikan tulisan mereka dan membiarkannya terlantar. Adapun kasus lain apabila ada sekelompok orang yang hendak membuat sebuah karya tulis, tapi saat ditengah-tengah perjalanan ada satu atau beberapa anggota kelompoknya yang mundur atau menyerah, maka hal itu ikut mempengaruhi anggota lainnya dan pada akhirnya karya mereka kandas ditengah jalan pula.” Kasus-kasus seperti di atas sudah hal biasa menurut para alumni RISTEK yang telah banyak berpengalaman saat memberikan penjelasan, dan hal itu juga pernah mereka alami saat-saat awal memulai menulis, memang nantinya para penulis pemula pasti akan menjumpai saat-saat malas seperti itu, namun mereka berpesan agar tetap semangat dan yakin akan kesuksesan yang akan diraih nantinya atas jerih payah yang dilakukan, karena berkarir sebagai seorang penulis itu tidak bisa serta merta tulisannya langsung bagus dan menarik, perlu adanya tahap-tahap dalam kualitas tulisan kita, berawal dari jelek-tidak terlalu jelek-agak sedikit jelek-sedikit lumayan-lumayan-pas-cukup menarik-menarik-bagus-hebat-luar biasa!!.
Tahap-tahap dalam mendapatkan kualitas seperti itu haruslah diterima, sangat sulit atau sangat jarang ada orang yang secara tiba-tiba tulisannya langsung berkualitas atau menang dalam sebuah perlombaan tanpa ada pelatihan terlebih dahulu, kalaupun ada itupun bisa kita katakan keberuntungan.
Membuat tulisan harus benar-benar sabar, jangan mudah putus asa, dan terus-menerus untuk dilatih, karena keterampilan menulis itu akan muncul dikala kita sudah terbiasa menulis, entah apapun hal itu semacam cerpen, cerita-cerita konyol, tulisan abstrak, curhat, kritikan dan lain sebagainya. Karena talenta menulis itu pada intinya adalah seberapa sering seseorang itu menulis, bukan seberapa bagus dan menariknya tulisan itu ataupun seberapa sering tulisan itu meraih juara dalam perlombaan, nah kira-kira seperti itulah penjelasan dan motivasi yang diberikan para alumni RISTEK tersebut kepada para staf baru untuk membangkitkan kemauan mereka menulis dan berani berkarya.

Read More

TIPS DAN TRIK

Minggu, 26 September 2010

Agar rohani tetap sehat

Introspeksi diri
Perbaikan diri (taubat)
Melatih diri dengan amal shaleh
Mendalami isi al-Qurän
Memperbanyak do'a
Memperbanyak dzikir
Mencintai orang lemah dan anak yatim


Orang yang diberi rahmat dan kemuliaan oleh Allah

Tawadhu (rendah hati)
Berkata baik/santun dengan siapapun
Melaksanakan shalat malam (Tahajjud)
Yakin akan penghisaban di akhirat
Hidup secara pertengahan (moderat)
Menghindarkan diri dari dosa besar
Memiliki jiwa taubat (sensitif terhadap dosa)
Berpaling dari hal-hal yang tidak bermanfaat
Hatinya hidup


Adab bergaul (umum)
Lebih mengutamakan orang lain dari pada diri sendiri
Mengendalikan emosi
Lapang dada (memiliki jiwa pemaaf)
Membalas keburukan orang lain dengan kebaikan
Selalu menunjukkan sikap yang ramah


Adab bergaul dengan lawan jenis

Mengendalikan pandangan
Menghindari berdua-duaan yang disertai syahwat
Tidak bersentuhan langsung, kecuali darurat
Mampu memposisikan diri secara proporsional

Read More

Diam Itu Emas

Dalam upaya mendewasakan diri kita, salah satu langkah awal yang harus kita pelajari adalah bagaimana menjadi pribadi yang berkemampuan dalam menjaga juga memelihara lisan dengan baik dan benar. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata benar atau diam.", hadits diriwayatkan oleh Bukhari.
1. Jenis-jenis Diam

Sesungguhnya diam itu sangat bermacam-macam penyebab dan dampaknya. Ada yang dengan diam jadi emas, tapi ada pula dengan diam malah menjadi masalah. Semuanya bergantung kepada niat, cara, situasi, juga kondisi pada diri dan lingkungannya. Berikut ini bisa kita lihat jenis-jenis diam:

a. Diam Bodoh
Yaitu diam karena memang tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hal ini bisa karena kekurangan ilmu pengetahuan dan ketidakmengertiannya, atau kelemahan pemahaman dan alasan ketidakmampuan lainnya. Namun diam ini jauh lebih baik dan aman daripada memaksakan diri bicara sok tahu.

b. Diam Malas
Diam jenis merupakan keburukan, karena diam pada saat orang memerlukan perkataannya, dia enggan berbicara karena merasa sedang tidak mood, tidak berselera atau malas.

c. Diam Sombong
Ini pun termasuk diam negatif karena dia bersikap diam berdasarkan anggapan bahwa orang yang diajak bicara tidak selevel dengannya.

d. Diam Khianat
Ini diamnya orang jahat karena dia diam untuk mencelakakan orang lain. Diam pada saat dibutuhkan kesaksian yang menyelamatkan adalah diam yang keji.

e. Diam Marah
Diam seperti ini ada baiknya dan adapula buruknya, baiknya adalah jah lebih terpelihara dari perkataan keji yang akan lebih memperkeruh suasana. Namun, buruknya adalah dia berniat bukan untuk mencari solusi tapi untuk memperlihatkan kemurkaannya, sehingga boleh jadi diamnya ini juga menambah masalah.

f. Diam Utama (Diam Aktif)
Yang dimaksud diam keutamaan adalah bersikap diam hasil dari pemikiran dan perenungan niat yang membuahkan keyakinan bahwa engan bersikap menahan diri (diam) maka akan menjadi maslahat lebih besardibanding dengan berbicara.

2. Keutaam Diam Aktif

a. Hemat Masalah
Dengan memilih diam aktif, kita akan menghemat kata-kata yang berpeluang menimbulkan masalah.

b. Hemat dari Dosa
Dengan diam aktif maka peluang tergelincir kata menjadi dosapun menipis, terhindar dari kesalahan kata yang menimbulkan kemurkaan Allah.

c. Hati Selalu Terjaga dan Tenang
Dengan diam aktif berarti hati akan terjaga dari riya, ujub, takabbur atau aneka penyakit hati lainnya yang akan mengeraskan dan mematikan hati kita.

d. Lebih Bijak
Dengan diam aktif berarti kita menjadi pesdengar dan pemerhati yang baik, diharapkan dalam menghadapi sesuatu persoalan, pemahamannya jauh lebih mendaam sehingga pengambilan keputusan pun jauh lebih bijak dan arif.

e. Hikmah Akan Muncul
Yang tak kalah pentingnya, orang yang mampu menahan diri dengan diam aktif adalah bercahayanya qolbu, memberikan ide dan gagasan yang cemerlang, hikmah tuntunan dari Allah swtakan menyelimuti hati, lisan, serta sikap dan perilakunya.

f. Lebih Berwibawa
Tanpa disadari, sikap dan penampilan orang yang diam aktif akan menimbulkan wibawa tersendiri. Orang akan menjadi lebih segan untuk mempermainkan atau meremehkan.

Selain itu, diam aktif merupakan upaya menahan diri dari beberapa hal, seperti:

Diam dari perkataan dusta
Diamdari perkataan sia-sia
Diam dari komentar spontan dan celetukan
Diam dari kata yang berlebihan
Diam dari keluh kesah
Diam dari niat riya dan ujub
Diam dari kata yang menyakiti
Diam dari sok tahu dan sok pintar
Mudah-mudahan kita menjadi terbiasa berkata benar atau diam. Semoga pula Allah ridha hingga akhir hayat nanti, saat ajal menjemput, lisan ini diperkenankan untuk mengantar kepergian ruh kita dengan sebaik-baik perkataan yaitu kalimat tauhiid "laa ilaha illallah" puncak perkataan yang menghantarkan ke surga.
dikutip dari kumpulan tausiyah KH. Abdullah Gymnastiar

Read More

Ikhtiar Menggapai Bening Hati

Kamis, 23 September 2010

Keberuntungan memiliki hati yang bersih, sepatutnya membuat diri kita berpikir keras setiap hari menjadikan kebeningan hati ini menjadi aset utama untuk menggapai kesuksesan dunia dan akhirat kita. Subhanallaah, betapa kemudahan dan keindahan hidup akan senantiasa meliputi diri orang yang berhati bening ini. Karena itu mulai detik ini bulatkanlah tekad untuk bisa menggapainya, susun pula program nyata untuk mencapainya. Diantara program yang bisa kita lakukan untuk menggapai hidup indah dan prestatif dengan bening hati adalah :
1. Ilmu

Carilah terus ilmu tentang hati, keutamaan kebeningan hati, kerugian kebusukan hati, bagaimana perilaku dan tabiat hati, serta bagaimana untuk mensucikannya. Diantara ikhtiar yang bisa kita lakukan adalah dengan cara mendatangi majelis taklim, membeli buku-buku yang mengkaji tentang kebeningan hati, mendengarkan ceramah-ceramah berkaitan dengan ilmu hati, baik dari kaset maupun langsung dari nara sumbernya. Dan juga dengan cara berguru langsung kepada orang yang sudah memahami ilmu hati ini dengan benar dan ia mempraktekannya dalam kehidupan sehari-harinya. Harap dimaklumi, ilmu hati yang disampaikan oleh orang yang sudah menjalaninya akan memiliki kekuatan ruhiah besar dalam mempengaruhi orang yang menuntut ilmu kepadanya. Oleh karenanya, carilah ulama yang dengan gigih mengamalkan ilmu hati ini.


2. Riyadhah atau Melatih Diri


Seperti kata pepatah, “alah bisa karena biasa”. Seseorang mampu melakukan sesuatu dengan optimal salah satunya karena terlatih atau terbiasa melakukannya. Begitu pula upaya dalam membersihkan hati ini, ternyata akan mampu dilakukan dengan optimal jikalau kita terus-menerus melakukan riyadhah (latihan). Adapun bentuk latihan diri yang dapat kita lakukan untuk menggapai bening hati ini adalah



Menilai kekurangan atau keburukan diri.


Patut diketahui bahwa bagaimana mungkin kita akan mengubah diri kalau kita tidak tahu apa-apa yang harus kita ubah, bagaimana mungkin kita memperbaiki diri kalau kita tidak tahu apa yang harus diperbaiki. Maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah dengan bersungguh-sungguh untuk belajar jujur mengenal diri sendiri, dengan cara



Memiliki waktu khusus untuk tafakur.


Setiap ba’da shalat kita harus mulai berpikir; saya ini sombong atau tidak? Apakah saya ini riya atau tidak? Apakah saya ini orangnya takabur atau tidak? Apakah saya ini pendengki atau bukan? Belajarlah sekuat tenaga untuk mengetahui diri ini sebenarnya. Kalau perlu buat catatan khusus tentang kekurangan-kekurangan diri kita, (tentu saja tidak perlu kita beberkan pada orang lain). Ketahuilah bahwa kejujuran pada diri ini merupakan modal yang teramat penting sebagai langkah awal kita untuk memperbaiki diri kita ini



Memiliki partner.


Kawan sejati yang memiliki komitmen untuk saling mengkoreksi semata-mata untuk kebaikan bersama yang memiliki komitmen untuk saling mewangikan, mengharumkan, memajukan, dan diantaranya menjadi cermin bagi satu yang lainnya. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Tentu saja dengan niat dan cara yang benar, jangan sampai malah saling membeberkan aib yang akhirnya terjerumus pada fitnah. Partner ini bisa istri, suami, adik, kakak, atau kawan-kawan lain yang memiliki tekad yang sama untuk mensucikan diri. Buatlah prosedur yang baik, jadwal berkala, sehingga selain mendapatkan masukan yang berharga tentang diri ini dari partner kita, kita juga bisa menikmati proses ini secara wajar.



Mamfaatkan orang yang tidak menyukai kita.


Mengapa? Tiada lain karena orang yang membenci kita ternyata memiliki kesungguhan yang lebih dibanding orang yang lain dalam menilai, memperhatikan, mengamati, khususnya dalam hal kekurangan diri. Hadapi mereka dengan kepala dingin, tenang, tanpa sikap yang berlebihan. Anggaplah mereka sebagai aset karunia Allah yang perlu kita optimalkan keberadannya. Karenanya, jadikan apapun yang mereka katakan, apapun yang mereka lakukan, menjadi bahan perenungan, bahan untuk ditafakuri, bahan untuk dimaafkan, dan bahan untuk berlapang hati dengan membalasnya justru oleh aneka kebaikan. Sungguh tidak pernah rugi orang lain berbuat jelek kepada diri kita. Kerugian adalah ketika kita berbuat kejelekkan kepada orang lan.



Tafakuri kejadian yang ada di sekitar kita.

Kejadian di negara, tingkah polah para pengelola negara, akhlak pipmpinan negara, atau tokoh apapun dan siapa pun di negeri ini. Begitu banyak yang dapat kita pelajari dan tafakuri dari mereka, baik dalam hal kebaikan ataupun kejelekkan/kesalahan (tentu untuk kita hindari kejelekkan/kesalahan serupa). Selain itu, dari orang-orang yang ada di sekitar kita, seperti teman, tetangga, atau tamu, yang mereka itu merupakan bahan untuk ditafakuri. Mana yang menyentuh hati, kita menaruh rasa hormat, kagum, kepada mereka. Mana yang akan melukai hati, mendera perasaan, mencabik qalbu, karena itu juga bisa jadi bahan contoh, bahan perhatian, lalu tanyalah pada diri kita, mirip yang mana? Tidak usah kita mencemooh orang lain, tapi tafakuri perilaku orang lain tersebut dan cocokkan dengan keadaan kita. Ubahlah sesuatu yang dianggap melukai, seperti yang kita rasakan, kepada sesuatu yang menyenangkan. Sesuatu yang dianggap mengagumkan, kepada perilaku kita spereti yang kita kagumi tersebut. Mudah-mudahan dengan riyadhah tahap awal ini kita mulai mengenal, siapa sebenarnya diri kita? ***

di kutip dari tausiyah KH. Abdullah Gymnastiar
(Sumber : Koran Kecil MQ EDISI 06/TH.1/2001)

Read More
 
Bloggerized by Blogger Template