Orang tua yang... Subhanallah..

Kamis, 11 Agustus 2011


Alhamdulillah Ramadhan kali ini aku masih diberikan umur oleh Allah swt, dan aku masih diberikan kesempatan untuk birrul walidayn, bertemu dan bersua dengan kedua orang tuaku yang begitu luar biasa. Allah juga masih memberikan nikmat-nikmatnya kepadaku hingga detik saatku mengetik semua ini dan nikmat yang selalu di ulang-ulang dan tak pernah berubah kata-katanya adalah nikmat iman, nikmat keyakinan bahwa Allah adalah tuhanku, Muhammad utusanNya dan segala ketetapan yang telah dibuatNya. Alhamdulillah akupun bersyukur masih bisa bersyukur kepada Allah, yang mana itu artinya adalah bahwasanya Allah masih memberikan kebaikan kepadaku atas syukurku ini. Tidak semua orang bisa bersyukur, percaya atau tidak?, kamu harus percaya... apa alasannya?, karena orang yang bersyukur senantiasa tenang, damai dan tidak pernah mengeluh atas kekurangan-kekurangan yang tiap harinya didapat, dan senantiasa memperbaiki diri atas segala kesalahan-kesalahannya kepada Allah.
Baiklah kali ini aku ingin bercerita atas pengalaman yang kudapat selama di rumahku. Memang sangat berbeda suasana yang kurasakan antara di rumah dan di malang, di malang aku biasanya disibukkan dengan berbagai macam hal baik itu urusan pribadi maupun urusan umat, baik itu yang keuntungannya hanya untukku dan juga untuk orang lain dan sebagainya. Tapi cerita-cerita itu akan ku kotak-kotakkan dalam cerita-cerita yang berbeda biar lebih asyik. Oke silahkan menyimak.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ada sebuah masjid di desaku, namanya masjid Darussalam kopang seperti biasa saat di bulan Ramadhan setelah selesai sahur aku berangkat ke masjid tersebut untuk melaksanakan shalat subuh, jarak antara rumahku dan masjid tersebut cukup jauh kira-kira 1 Km sehingga untuk menuju ke masjid tersebut aku biasanya mengendarai sepeda motor, jika berjalan kaki bisa membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit sehingga kemungkinan terlambat jadi sangat mungkin.
Kopang, nama desaku, sebuah desa yang sangat jauh dari keramaian dan jauh dari kota hanya persawahan saja yang banyak terbentang di desaku tersebut, udaranya pun begitu dingin, yah barangkali sama seperti di malang atau bahkan barangkali lebih dingin lagi. Tiap pagi aku berangkat ke masjid Darussalam menggunakan sepeda motor sehingga akan sangat terasa sekali dingin yang menusuk tulang di sepanjang perjalanan meskipun aku menggunakan jaket sekalipun.
Suatu ketika ada seorang tua yang membuatku begitu takjub olehnya, ia sudah sangat sepuh, namun ia selalu hadir melaksanakan shalat subuh berjamaah dengan dibantu menggunakan kursi, jadi ketika shalat dan kultum beliau sendiri terlihat paling tinggi dan gagah karena duduk di atas kursi, sementara jamaah yang lain duduk di lantai, namun ketika berdiri beliau sendiri terlihat paling kecil dan kerdil karena ia shalat dengan duduk di atas kursi sementara jamaah yang lain berdiri, tapi subhanallah.. aku takjub melihat orang yang seperti itu meskipun dalam uzurnya namun ia tetap mendirikan shalat berjamaah. Kalau dilihat dari fisiknya menurutku umur kakek itu sekitar 80 tahunan, kupikir ia akan ada hanya pada shalat subuh saja namun ternyata aku salah, saat shalat isya, terawih, dzuhur, ashar dan magrib pun ternyata beliau hadir. Akupun sangat malu olehnya karena tak pernah sekalipun dalam shalatku bersama beliau aku yang hadir lebih dahulu ketimbang beliau, selalu saja ketika aku datang beliau sudah siap sedia duduk di shaf terdepan dengan kursi merahnya sambil berdzikir kepada Allah.. subhanallah.. sungguh bila dibandingkan beliau aku sungguh sangat hina. Bayangkan beliau adalah orang yang sudah sepuh berdiripun harus di bopong oleh orang lain, dan pernah suatu ketika saat usai shalat dan kultum seperti biasa di masjid tersebut para jamaah bersalaman beriringan dan akupun ikut salam-salaman beriringan di belakang jamaah lain, lalu di tengah jamaah aku bertemu dengan kakek tua sepuh dan uzur tadi, kulihat ia di bopong oleh seorang dan ketika ku akan menyalaminya ia hanya menyodorkan tangan kirinya. Usai shalat dan pulang kerumah aku bertanya kepada ibu siapa kakek tua sepuh itu, karena memang ibuku mengenal kakek itu lantas ia memberitahukannya padaku bahwa nama beliau adalah pak Mardi dulu beliau satu leting dengan kakekku yang telah lama meninggal, beliau sudah separuh lumpuh, tangan kanannya sudah tidak bisa digunakan dan jika berdiripun harus di bopong orang, mendengar cerita ibuku aku lantas terdiam dan merenung..
Subhanallah, maha suci Allah, begitu luar biasa sekali pak Mardi tersebut. Sudah sepantasnya aku yang masih muda seperti ini, masih bisa berjalan, berlari bahkan kemana-manapun untuk merasa malu akan keistiqamahan beliau, begitu pula dengan orang-orang lain di sekitarnya sewajarnya juga harus merasa malu dengan beliau, beliau itulah contoh nyata yang harus jadi teladan bagi orang-orang yang ada di desaku khususnya dan orang-orang yang mendapatkan cerita ini umumnya, bahwa ada orang yang sudah sangat terbatas menggunakan fasilitas yang Allah berikan kepadanya namun tetap istiqamah untuk melaksanakan perintah yang Allah anjurkan kepada hambanya dengan semaksimal yang ia bisa.
Ini adalah pelajaran bagi orang-orang yang mengetahui keistiqamahan dari pak Mardi bahwa ketika kita malas untuk mengerjakan shalat subuh berjamaah di masjid karena dingin yang menusuk maka ingatlah pak Mardi ia juga pasti merasa dingin, bahkan dalam uzur seperti itu ia masih bisa datang lebih awal ketimbang jamaah lain, ketika kita malas dan ngantuk untuk melaksanakan shalat dzuhur dan ashar di masjid ingatlah pak Mardi, ia juga pasti ngantuk di saat siang dan berat untuk berangkat namun ia bisa datang lebih awal ketimbang jamaah lain begitu seterusnya, bahwasanya ada orang yang jauh lebih sulit di bawah kita namun ia masih bisa untuk melaksanakan ibadah yang agung ini yakni shalat berjamaah 5 waktu di masjid.. mudah-mudahan ini tidak hanya sekedar bacaan yang hanya membuat kita merasa kalah dan malu saja, namun bisa memberikan kesadaran kepada saya sendiri khususnya dan para pembaca sekalian untuk bisa memulai istiqamah menjalankan shalat berjamaah 5 waktu di masjid apapun alasan dan kendala-kendalanya amin..

0 komentar:

Posting Komentar

 
Bloggerized by Blogger Template