Efek Samping dari Kebiasaan Tawadhu’

Minggu, 14 Agustus 2011


Efek perilaku keseharian kita sangat berpengaruh dari amalan yaumi yang kita lakukan sehari-hari. hal itu bukanlah hal yang janggal. Bisa kita buktikan dan raskan sendiri, amalan yauni yang kita perbuat akan menimbulkan suatu power positif yang senantiasa akan menjadi tameng dalam kehidupan berperilaku kita sehari-hari.
sadar tidak sadar orang yang memulai dirinya dengan menyibukkan tindakannya dalam amalan keseharian akan berubah zahir maupun batin, mau tidak mau sikap secara otomatis akan terbawa. Sikap dan kebiasaan kita yang sebelumnya masih jauh dari hal-hal syar’i lama-kelamaan akan biasa untuk dikerjakan. Apalagi jikalau suatu amalan yaumi itu dilakukan secara istiqomah lihat saja dan rasakan sendiri bahwasanya perbuatan dosa akan sangat sulit untuk dilakukan dan akan ada penolakan yang kuat dari hati maupun jasad seolah-olah ada hijab yang menghalanginya dengan begitu kuat,, itulah hijab Allah swt untuk hambanya yang istiqomah.
Orang yang sudah terbiasa melakukan amalan-amalan rutin akan merasa risih bila meninggalkan satu saja amalan kebiasaannya, apalagi berbuat dosa sungguh tidak akan tenang jiwanya dalam kurun waktu lama, sebaliknya orang-orang yang terbiasa melakukan maksiat akan sangat sulit untuk mencoba melakukan hal-hal yang sunnah, karena orang yang terbiasa melakukan maksiat memiliki hati yang kotor, berkarat dan ternodai, ibaratnya rantai besi yang di letakkan di luar rumah selama bertahun-tahun dan terus terkena guyuran hujan dan teriknya panas matahari tanpa memindahkannya ketempat yang teduh dan bersih.. namun bukan berarti tidak ada kemungkinan bagi orang yang ingin berubah, bila sebelumnya memang tidak pernah terbiasa melakukan hal-hal sunnah namun masih ada kemungkinan untuk bisa berubah, dan di antara perubahan dari sikap maksiat menuju sunnah itu, atau istilahnya akselerasi perbaikan dibutuhkan hidayah Allah.


Jika seandainya nilai dunia ini berharga bagi Allah maka tidak akan kau jumpai umat muslim yang akan dirugikan seteguk air pun oleh Allah. Namun karena nilai dunia ini begitu rendah banyak para hamba Allah yang senantiasa memujiNya diberikan kehilangan akan dunia ini. Itulah sebabnya banyak umat non muslim di dunia lebih dominan dalam hal kekayaan dibanding dengan umat muslim itu sendiri. Tapi bukan berarti itu alasan mengapa umat muslim di dunia lebih banyak yang melarat ketimbang orang-orang non muslim.
Ingat seperti apa zuhudnya Rasulullah saw?, luar biasa beliau yang merupakan manusia terbaik di dunia, kekasih Allah.. kau tahu bagaimana keadaan kehidupan (kekayaan dunia) yang beliau miliki? Bahkan untuk makan 1 hari saja Rasulullah belum bisa memastikannya.
Aisyah pernah menyampaikan bahwasanya dalam sehari mereka tidak pernah makan sampai 2 kali. Dan dalam sehari biasanya hanya ada sepotong kecil roti yang kualitasnya sangat jauh dengan roti-roti pada umumnya dan roti-roti sekarang, dan itulah simpanan di lemari mereka yang mereka makan. Selain itu juga sempat seorang sahabat berkunjung ke rumah Rasulullah saw dan kebetulan mendapati beliau yang saat itu sedang berbaring di sebuah alas yang terbuat dari pelepah kurma, sehingga membuat bekas bergaris-garis di punggung Rasulullah akibat bagian-bagian tonjolan dari pelepah kurma tersebut. Sehingga sahabat tadipun meneteskan air mata sambil merenungkan bahwa Rasulullah saw yang merupakan manusia paling mulia saja seperti itu, sementara banyak raja-raja kafir duduk di atas singgasana-singgasana yang megah nan mewah. Kemudian teguran Rasulullah untuk sahabatnya tadi, tidaklah dunia hanyalah persinggahan sementara seorang manusia ibarat seorang musafir yang pergi ke suatu tujuan lalu singgah sebentar berteduh di bawah naungan pohon, kemudian pergi lagi melanjutkan perjalanannya, dan seperti itulah juga dunia yang merupakan tempat persinggahan sementara, yang mana tujuannya adalah akhirat yang kekal.

1 komentar:

Sofyani Wulansari mengatakan...

nice post.

Posting Komentar

 
Bloggerized by Blogger Template